Legenda Kota Emas El Dorado
El Dorado sempat menjadi impian pemburu harta karun. Bayangan tentang
sebuah kota yang penuh emas. Namun selama ratusan tahun, tak satu
ekspedisi pun yang berhasil membuka tabir misterinya. Apakah El Dorado
hanya sebuah dongeng? Ataukah ia benar-benar ada?
Legenda El Dorado memancing rasa penasaran. Sejumlah penelitian sejarah
atau penelitian pribadi dilakukan untuk mengungkap misteri yang
meliputinya. Bayangan tentang emas dan permata berharga yang terkubur di
suatu tempat di pedalaman Amerika Selatan itu tetap hangat dibicarakan.
Satu-satunya pijakan untuk mengungkap rahasia besar itu adalah legenda
yang tersiar sejak lima ratus tahun lalu. Tentang suku Chibcha, sub suku
Indian Amerika Selatan yang sangat memuja Dewa Matahari. Mitologi kuno
mereka yang dilansir orang-orang Spanyol menyebutkan bahwa pemujaan ini
berkaitan dengan sejumlah persembahan harta berharga seperti emas dan
batu permata.
Orang-orang
Chibcha menganggap emas adalah anugerah dari Dewa Matahari dan
selayaknya dipersembahkan kembali kepada sang Dewa. Lalu kisah yang
menyeruak dari mulut ke mulut menyebutkan bahwa pemujaan tersebut
membuat suku-suku Chibcha melebur emas sebagai perisai bagi bangunannya.
Sehingga kuil-kuil pemujaan mereka disebut dilapis lempeng emas. Namun
tak ada bukti yang tersisa dari perkiraan ini.
Kisah ini mirip dengan legenda dalam bahasa Omagua yang diketahui
sebagai Indian Tupi-Guyana di teritori antara Brasil dan Guyana. Mereka
percaya pada legenda El Dorado berkaitan dengan emas. Namun penjelajah
sering menafsir El Dorado mengacu pada sebuah kota emas. Dan dalam peta
kuno mereka terdapat sebuah nama El Dorado yang lokasi persisnya tidak
jelas.
Sebuah Mitologi
Dalam kepercayaan kuno Chibcha ada disebutkan soal Dewi penunggu danau
suci. Selain pemujaan terhadap Dewa Matahari, pemujaan dewi air suci ini
juga sangat populer di kalangan Indian itu di masa lalu.
Kisah tentang Dewi ini bermula dari mitologi tentang seorang istri
kepala suku Chibcha di masa awal. Karena dituduh melakukan suatu
pelanggaran "hukum" perempuan yang merasa benar itu kemudian bunuh diri
dengan melompat ke dalam sebuah danau.
Kemurnian hatinya ternyata terbukti dan ia pun bertransfromasi menjadi
seorang dewi.Maka sang Dewi ini pun menjadi penunggu danau suci --yang
dalam perkamen tua dikenal sebagai Danau Guatavita.
Pemujaan terhadap Dewi Guatavita ini kemudian menjadi ceremoni satu
tahun sekali. Di puncak upacara tersebut, seluruh tubuh kepala suku
Chibcha akan dilabur dengan getah kemudian dilapisi dengan serbuk emas.
Dari kepala hingga ujung jari kaki. Lewat ritual tertentu, kepala suku
kemudian diarak menuju danau. Dari sana ia akan dinaikkan ke rakit
hingga ke tengah danau. Tiba di tengah danau kepala suku akan terjun ke
air dan membasuh tubuhnya hingga bersih. Saat ritus ini dilakukan,
barisan upacara yang mengiringinya akan melemparkan sejumlah persembahan
emas dan permata ke dalam danau.
Inilah yang disebut sebagai upacara orang emas yang dalam bahasa Muisca
(Chibcha) disebut sebagai El Dorado. Benarkah legenda ini?
Sebuah laporan bertahun 1962 menyebutkan tentang penemuan spektakuler
dua petani. Di suatu desa dekat Bogota (ibukota Colombia sekarang)
mereka menemukan sebuah liang gua yang sangat kecil. Penasaran, kedua
petani ini kemudian masuk ke dalamnya dan mereka menemukan emas! Emas
temuan mereka ini berupa artefak berbentuk rakit miniatur dengan delapan
pendayung dan seorang kepala suku yang terbuat dari emas.
Kedelapan pendayung ini duduk membelakangi sang kepala suku. Inilah
salah satu bukti kuat tentang legenda El Dorado yang berhasil ditemukan.
Namun impian tentang emas yang melimpah di El Dorado, tak pernah
ditemukan hingga kini. Walau Danau Guatavita tercantum di peta,
deskripsinya itu tidak sesuai dengan perkamen kuno tentang danau suci
Guatavita yang sesungguhnya. Konon danau suci itu terdapat di antara
pegunungan Andes, di dalam sebuah gua yang kini sudah tertutup di dekat
Bogota. Seluruh upaya pencarian tidak membuahkan hasil. Terkadang
misteri memang bukan untuk diungkap!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar